Monday, October 13, 2014

30 hari di Glasgow

Hari ini tepat 30 hari sejak aku meninggal kan indonesia menuju ke daerah yang sama sekali belum pernah ku bayangkan sebelumnya. waktu berjalan begitu cepat, banyak hal yang terjadi selama 30 hari ini.

Menengok kembali ke 30 hari sebelumnya, saat pertama kali tiba di Glasgow international airport, kesan pertama adalah sunyi. setelah melewati bandara di dubai yang begitu hectic saat transit,  tiba di Glasgow yang tepatnya di  Paisley serasa lebih sunyi dari bandara kuala namu, yang ada di medan. Matahari begitu cerah, suhu udara saat itu adalah 13' C yang seharusnya sangat dingin, tapi terik matahari nya masih bisa kurasakan

Perjalanan dari Paisley menuju West End dimana aku akan tinggal ditempuh kurang lebih selama setengah jam, sang sopir yang sangat ramah menduga bahwa aku dan temanku adalah kembar, maklum kita berdua sama sama memakai jilbab. sang supir bertanya sesuatu yang sebelumnya sangat sulit kami mengerti namun setelah beberapa lama akhir nya kami fahami sebagai 'are you twen?. kemudian kami menjelaskan bahwa kami hanya teman saja. Aksen scottish yang kental dari penduduk lokal memang kadang membuat aku membutuhkan sedikit waktu untuk dapat mencernanya. 

Selain aksen, yang menarik dari Glasgow adalah cuacanya, sangat mudah berubah, disaat pagi suhu bisa mencapai 5'c tetapi beberapa jam kemudian suhunya menghangat hingga 12'c, apabila saat udara sedang kurang bersahabat hujan dapat seketika turun di langit yang mataharinya sedang cerah. hampir setiap hari hujan disini turun tetapi sangat jarang orang memakai payung, maklum angin nya agak kencang dan menerbangkan payung nya.

Hal menarik lainnya adalah lampu untuk pejalan kaki. Di indonesia belum ada ku temui lampu yang harus di tekan tombolnya sebelum lampu hijau untuk pejalan kaki menyala, jadi saat ingin menyeberangi jalan, tekan tombol dan tunggu lampu jalannya menjadi hijau baru menyeberang. kadang apa bila jalanan tidak terlalu ramai aku menyeberang saja tanpa menunggu lampu, ini kebiasaan ku yang perlu dirubah.

West End adalah daerah di Glasgow dimana kampus University of Glasgow berada, daerah ini berjarak sekitar 2,5 mil dari City Center. aku tinggal tidak jauh dari kampus dan bisa di tempuh dengan berjalan selama 5 menit. West End adalah daerah yang nyaman bagi muslim, disini ada banyak toko halal dan halal butcher, bahkan ada beberapa tempat makan halal. selain warga lokal keturunan skotlandia, disini ada banyak keturunan pakistan dan lainnya.

Kami tinggal di privat flat, landlord pemilik flat kami adalah warga keturunan pakistan. Kami  harus membayar bill kami sendiri setiap bulannya. kami membayar untuk listrik dan gas, untuk air tidak perlu dibayar disini karena langsung digabung dengan council tax, dan student tidak perlu membayar council tax.

Di Glasgow sendiri ada 3 Universitas yang di dalamnya ada student dari indonesia, Di UoG, Strathclyde dan GCU. disini ada PPI yang setiap kali ada perkumpulan aku bisa menikmati bermacam masakan indonesia. Kemudian ada juga kegiatan keputrian yang diadakan Kibar, pengajian ini diadakan setiap senin.

Selama sebulan berada di Glagow sejujurnya aku belum terlalu merasakan kesedihan yang mendalam berada di negeri orang. Disini aku tinggal dengan orang indonesia dan setidaknya seminggu sekali ada acara dengan anak anak indonesia lainnya, misalnya saat pengajian.

Hal menarik lainnya adalah di kampusku, yang merupakan business school, hal yang paling mengejutkan ku adalah bahwa sebagian besar student nya berasal dari tionghoa yang kemudian diikuti oleh india, hanya beberapa dari eropa selebihnya asia seperti malaysia indonesia dan thailand.


Dalam sebulan ini, banyak hal yang berubah selain cuaca, bahasa, makanan dan juga kehidupan sehari hari. secara keseluruhan aku masih bisa bertahan, tinggal sebelas bulan kedepan menanti dengan kesibukan yang sudah mulai berdatangan.

Semangat






No comments:

Post a Comment